sistem syaraf pada manusia
Sistem saraf pada manusia,
salah satunya adalah otak sebagai bagian dari sistem saraf, mengatur dan
mengkoordinir sebagian besar gerakan, perilaku dan fungsi tubuh. Sistem
saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron) yang saling berhubung dan
fital untuk perkembangan bahasa, pikiran dan ingatan. Unis terkecil
dalam sistem saraf adalah neuron yang diikat oleh sel-sel glia.
Fungsi sistem saraf
- Sebagai penerima informasi dalam bentuk stimulasi
- Memproses informasi yang diterima
- Memberi respon/reaksi terhadap stimulasi.
Rasa nikmat dan lezat dari setiap makanan
yang dirasakan dipengaruhi oleh adanya rangsangan pada lidah. Ungkapan
rasa sakit seperti mengucapkan kata “aduh” juga terkait rangsangan pada
bagian tertentu tubuh kita. Oleh karena itu, rangsangan (stimulus) diartikan
sebagai segala sesuatu yang menyebabkan perubahan pada tubuh atau
bagian tubuh tertentu. Sedangkan alat tubuh yang menerima rangsa ng an
tersebut dinamakan indra (reseptor). Adanya reseptor,
memungkinkan rangsangan dihantarkan menuju sistem saraf pusat. Di dalam
saraf pusat, rangsangan akan diolah untuk dikirim kembali menuju
efektor, seperti otot dan tulang oleh suatu sel saraf sehingga terjadi
tanggapan (respons).
Sementara itu, rangsangan yang menuju
tubuh dapat berasal dari bau, rasa (seperti pahit, manis, asam, dan
asin), sentuhan, cahaya, suhu, tekanan, dan gaya berat. Rangsang an
semacam ini akan diterima oleh indra penerima yang disebut reseptor luar (eksteroseptor).
Sedangkan rangsangan yang berasal dari
dalam tubuh misalnya rasa lapar, kenyang, nyeri, maupun kelelahan akan
diterima oleh indra yang dinamakan reseptor dalam (interoseptor). Tentu semua rangsangan ini dapat kita rasakan karena pada tubuh kita terdapat sel-sel reseptor.
Sel Saraf (Neuron)
Sistem saraf tersusun atas miliaran sel yang sangat khusus yang disebut sel saraf (neuron). Setiap neuron tersusun atas badan sel, dendrit, dan akson (neurit).
Badan sel merupakan
bagian sel saraf yang mengandung nukleus (inti sel) dan tersusun pula
sitoplasma yang bergranuler dengan warna kelabu. Di dalamnya juga
terdapat membran sel, nukleolus (anak inti sel), dan retikulum
endoplasma. Retikulum endoplasma tersebut memiliki struktur berkelompok
yang disebut badan Nissl.
Pada badan sel terdapat bagian yang berupa serabut de ngan penjuluran pendek. Bagian ini disebut dendrit.
Dendrit memiliki struktur yang bercabang-cabang (seperti pohon) dengan
berbagai bentuk dan ukuran. Fungsi dendrit adalah menerima impuls
(rangsang) yang datang dari reseptor. Kemudian impuls tersebut dibawa
menuju ke badan sel saraf. Selain itu, pada badan sel juga terdapat
penjuluran panjang dan kebanyakan tidak bercabang. Namanya adalah akson atau neurit.
Akson berperan dalam menghantarkan impuls dari badan sel menuju
efektor, seperti otot dan kelenjar. Walaupun diameter akson hanya
beberapa mikrometer, namun panjangnya bisa mencapai 1 hingga 2 meter.
Supaya informasi atau impuls yang dibawa
tidak bocor (sebagaiisolator), akson dilindungi oleh selubung lemak yang
kemilau. Kita bisa menyebutnya selubung mielin. Selubung mielin dikelilingi oleh sel-sel Schwan. Selubung mielin tersebut dihasilkan oleh selsel pendukung yang disebut oligodendrosit. Sementara itu, pada akson terdapat bagian yang tidak terlindungi oleh selubung mielin. Bagian ini disebut nodus Ranvier, yang berfungsi memperbanyak impuls saraf atau mempercepat jalannya impuls.
Berdasarkan struktur dan fungsinya,
neuron dikelompokkan dalam tiga bagian, yaitu neuron sensorik, neuron
motorik, asosiasi dan adjustor.
- Saraf sensorik, berfungsi menghantar impuls (pesan) dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medulla spinalis). Ujung akson dari saraf sensorik berhubungan dengan saraf asosiasi/penghubung (intermediet).
- Saraf motorik, mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motorik berada pada sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang terdapaty di sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motorik dengan sel saraf sensorik atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensorik atau sel saraf asosiasi lainnya. Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung dan membentuk urat saraf. Sedangkan badan sel saraf, berkumpul membentuk ganglion atau simpul saraf.
- Saraf asosiasi (penghubung), terdapat pada sistrem saraf pusat yang berfungsi menghubungkan sel saraf motorik dengan sel saraf sensorik atau berhunungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf asosiasi menerima impuls dari reseptor sensorik atau sel saraf asosiasi lainnya.
- Saraf adjustor, berfungsi sebagai penghubung saraf sensorik dan motorik di sumsum tulang belakang dan otak.
- Tabel Perbedaan sel saraf sensorik, penghubung, dan motorik
No Pembeda Sensorik Penghubung Motorik 1 Ukuran Dendrit Panjang Pendek Pendek 2 Ukuran Neurit Panjang Pendek Panjang 3 Fungsi Dendrit Menerima rangsangan dari reseptor Menerima dan merusak rangsangan Menerima rangsangan dari sel saraf lain 5 Fungsi Neurit Meneruskan rangsangan ke sel saraf lain Menerima dan meneruskan rangsangan Meneruskan rangsangan ke efektor
Impuls
Sel-sel saraf bekerja secara kimiawi. Sel
saraf yang sedang tidak aktif mempunyai potensial listrik yang disebut
potensial istirahat. Jika ada rangsang, misalnya sentuhan, potensial
istirahat berubah menjadi potensial aksi. Potensial aksi merambat dalam
bentuk arus listrik yang disebut impuls yang merambat dari sel
saraf ke sel saraf berikutnya sampai ke pusat saraf atau sebaliknya.
Jadi, impuls adalah arus listrik yang timbul akibat adanya rangsang.
Sinapsis
Dalam pelaksanaannya, sel-sel saraf
bekerja bersama-sama. Pada saat datang rangsang, impuls mengalir dari
satu sel saraf ke sel saraf penghubung, sampai ke pusat saraf atau
sebaliknya dari pusat saraf ke sel saraf terus ke efektor. Hubungan
antara dua sel saraf disebut sinapsis.
Ujung neurit bercabang-cabang, dan ujung
cabang yang berhubungan dengan sel saraf lain membesar disebut bongkol
sinaps (knob). Pada hubungan dua sel saraf yang disebut sinaps tersebut,
dilaksanakan dengan melekatnya neurit dengan dendrit atau dinding sel.
Jika impuls sampai ke bongkol sinaps pada bongkol sinaps akan disintesis
zat penghubung atau neurotransmiter, misalnya zat asetilkolin.
Dengan zat transmiter inilah akan terjadi
potensial aksi pada dendrite yang berubah menjadi impuls pada sel saraf
yang dihubunginya. Setelah itu, asetilkolin akan segera tidak aktif
karena diuraikan oleh enzim kolin esterase menjadi asetat dan kolin.
Mekanisme Penghntaran Impuls Saraf
Seperti halnya jaringan komputer, sistem
saraf mengirimkan sinyalsinyal listrik yang sangat kecil dan
bolak-balik, dengan membawa informasi dari satu bagian tubuh ke bagian
tubuh yang lain. Sinyal listrik tersebut dinamakan impuls (rangsangan).
Ada dua cara yang dilakukan neuron sensorik untuk menghantarkan impuls
tersebut, yakni melalui membran sel atau membran plasma dan sinapsis.
Penghantaran Impuls Saraf melalui Membran Plasma
Di dalam neuron, sebenarnya terdapat
membran plasma yang sifatnya semipermeabel. Membran plasma neuron
tersebut berfungsimelindungi cairan sitoplasma yang berada di dalamnya.
Hanya ion-ion tertentu akan dapat bertranspor aktif melewati membran
plasma
menuju membran plasma neuron lain.
Apabila tidak terdapat rangsangan atau
neuron dalam keadaan istirahat, sitoplasma di dalam membran plasma
bermuatan listrik negatif, sedangkan cairan di luar membran bermuatan
positif. Keadaan yang demikian dinamakan polarisasi atau potensial istirahat.
Perbedaan muatan ini terjadi karena adanya mekanisme transpor aktif
yakni pompa natrium-kalium. Konsentrasi ion natrium (Na+) di luar
membrane plasma dari suatu akson neuron lebih tinggi dibandingkan
konsentrasi di dalamnya. Sebaliknya, konsentrasi ion kalium (K+) di
dalamnya lebih besar daripada di luar. Akibatnya, mekanisme transpor
aktif terjadi pada membran plasma.
Kemudian, apabila neuron dirangsang
dengan kuat, permeabilitas membran plasma terhadap ion Na+ berubah
meningkat. Peningkatan permeabilitas membran ini menjadikan ion Na+
berdifusi ke dalam membran, sehingga muatan sitoplasma berubah menjadi
positif. Fase seperti ini dinamakan depolarisasi atau potensial aksi.
Sementara itu, ion K+ akan segera berdifusi keluar melewati membrane Fase ini dinamakan repolarisasi. Perbedaan muatan pada bagian yang mengalami polarisasi dan depolarisasi akan menimbulkan arus listrik.
Nah, kondisi depolarisasi ini akan berlangsung secara terus-menerus, sehingga menyebabkan arus listrik. Dengan demikian, impuls saraf akan
terhantar sepanjang akson. Setelah impuls terhantar, bagian yang
mengalami depolarisasi akan meng alami fase istirahat kembali dan tidak
ada impuls yang lewat. Waktu pemulihan ini dinamakan fase refraktori atau undershoot.
Macam-Macam Gerak
Sebagai bukti adanya penghantaran impuls
oleh saraf adalah timbulnya gerak pada anggota tubuh. Gerakan tersebut
terjadi karena proses yang disadari yang disebut juga gerak sadar atau
gerakan biasa, sedangkan gerak yang tidak disadari disebut gerak
refleks.
1. Gerakan biasa atau gerak sadar
Yaitu gerak yang terjadi melalui
serangkaian alur impuls. Alur impuls tersebut dimulai dari reseptor
sebagai penerima rangsangan, lalu ke saraf sensorik sebagai penghantar
impuls, kemudian dibawa ke saraf pusat yaitu otak untuk diolah.
Akhirnya muncul tanggapan yang akan disampaikan ke saraf motorik menuju ke efektor dalam bentuk gerak yang disadari.
Contoh gerakan sadar antara lain: berjalan, olah raga, makan, minum dan sebagainya.
2. Gerakan yang tidak disadari atau gerak refleks
Merupakan suatu reaksi yang bersifat
otomatis atau tanpa disadari. Impuls saraf pada gerak refleks melalui
alur impuls pendek. Alur impuls dimulai dari reseptor sebagai penerima
rangsangan, kemudian dibawa oleh neuron ke sumsum tulang belakang, tanpa
diolah oleh pusat saraf. Kemudian tanggapan dikirim oleh saraf motorik
menuju ke efektor. Alur impuls pada gerak refleks disebut lengkung
refleks.
Ada dua macam gerak refleks yaitu:
- Refleks otak, adalah gerak refleks yang melibatkan saraf perantara yang terletak di otak, misalnya berkedipnya mata, refleks pupil mata karena rangsangan cahaya.
- Refleks sumsum tulang belakang, adalah gerak refleks yang melibatkan saraf perantara yang terletak di sumsum tulang belakang, misalnya sentakan lutut karena kaki menginjak batu yang runcing.
Sistem Syaraf
Setiap impuls saraf akan berhubungan
dengan sistem saraf, yang terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem
saraf tak sadar atau sistem saraf otonom, untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada skema berikut:
1. syaraf pusat otak
Seluruh aktivitas tubuh manusia
dikendalikan oleh sistem saraf pusat. Sistem ini yang mengintegrasikan
dan mengolah semua pesan yang masuk untuk membuat keputusan atau
perintah yang akan dihantarkan melalui saraf motorik ke otot atau
kelenjar. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang
belakang. Otak dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak, sedangkan sumsum
tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Selain itu
kedua organ tersebut dilindungi oleh selaput yang terdiri dari jaringan
ikat yang disebut meninges. Meninges tersusun atas tiga lapisan yaitu:
piameter, arachnoid dan durameter. Piameter, merupakan lapisan paling
dalam yang banyak mengandung pembuluh darah. Arachnoid, merupakan
lapisan tengah berupa selaput jaring yang lembut. Antara arachnoid
dengan piameter terdapat rongga arachnoid yang berisi cairan. Durameter,
merupakan lapisan paling luar, yang berupa membran tebal fibrosa yang
melapisi dan melekat pada tulang.
Otak dibagi menjadi tiga bagian yaitu
otak depan, otak tengah, dan otak belakang. Pembagian daerah ini tampak
nyata hanya selama perkembangan otak pada fase embrio. Otak pada manusia
dewasa terdiri dari beberapa bagian (lobus). Bagian-bagian dari otak adalah:
Otak Besar
Otak besar mengisi penuh bagian depan dari rongga tengkorak, dan terdiri dari dua belahan (hemifer)
besar, yaitu belahan kiri dan belahan kanan,. Setiap belahan
mengendalikan bagian tubuh yang berlawanan, yaitu belahan kiri mengatur
tubuh bagian kanan, sebaliknya belahan kanan mengatur tubuh bagian kiri.
otak besar terdiri atas dua lapisan yaitu lapisan luar (korteks)
yang berisi badan neuron dan lapisan dalam yang berisi serabut saraf
yaitu dendrit dan neurit. Otak besar terbagi menjadi empat lobus, yaitu
lobus frontalis (bagian dahi), lobus parietalis (bagian ubun-ubun),
lobus temporalis (bagian pelipis), lobus oksipitalis (bagian belakang
kepala).
Otak besar merupakan saraf pusat yang
utama karena berperan dalam pengaturan seluruh aktivitas tubuh,yaitu
kecerdasan, keinginan, ingatan, kesadaran, kepribadian, daya cipta, daya
khayal, pendengaran, pernapasan dan sebagainya. Setiap aktivitas akan
dikendalikan oleh bagian yang berbeda, yaitu: Lobus frontalis (daerah
dahi), berhubungan dengan kemampuan berpikir. Lobus temporalis (daerah
pelipis), dan ubun-ubun mengendalikan kemampuan berbicara dan bahasa.
Daerah belakang kepala merupakan pusat penglihatan dan memori tentang
apa yang dilihat. Daerah ubun-ubun selain sebagai pusat berbicara juga
pusat untuk merasakan dingin, panas, dan rasa sakit. Daerah pelipis
selain sebagai pusat bicara juga sebagai pusat pendengaran.
Otak tengah (mesencephalon)
Otak tengah manusia berbentuk kecil dan
tidak terlalu mencolok. Di dalam otak tengah terdapat bagian-bagian
seperti lobus optik yang mengatur gerak bola mata dan kolikulus inferior
yang mengatur pendengaran. Otak tengah berfungsi menyampaikan impuls
antara otak depan dan otak belakang, kemudian antara otak depan dan
mata.
Otak belakang
Otak belakang terletak di bawah lobus
oksipital serebrum, terdiri atas dua belahan dan permukaannya
berlekuk-lekuk. Otak belakang terdiri atas tiga bagian utama yaitu:
jembatan Varol (pons Varolli), otak kecil (serebelum), dan sumsum lanjutan (medula oblongata).
Ketiga bagian otak belakang ini membentuk batang otak. Jembatan Varol
berisi serabut yang menghubungkan lobus kiri dan lobus kanan otak kecil,
menghubungkan antara otak kecil dengan korteks otak besar. Otak kecil,
terletak di bawah bagian belakang otak belakang, terdiri atas dua
belahan yang berliku-liku sangat dalam. Otak kecil berperan sebagai
pusat keseimbangan, koordinasi kegiatan otak, koordinasi kerja otot dan
rangka. Sumsum lanjutan, medula oblongata membentuk bagian bawah batang
otak, berfungsi sebagai pusat pengatur refleks fisiologis, misalnya
pernapasan, detak jantung, tekanan darah, suhu tubuh, gerak alat
pencernaan, gerak refleks seperti batuk, bersin, dan mata berkedip.
sumsum tulang belakang
Sumsum tulang belakang atau tali spinal merupakan
tali putih kemilau berbentuk tabung dari dasar otak menuju ke tulang
belakang. Pada irisan melintangnya, tampak ada dua bagian, yakni bagian
luar yang berpenampakan putih dan bagian dalam yang berpenampakan
abu-abu dengan berbentuk kupu-kupu. Bagian luar sumsum tulang belakang
berwarna putih, karena tersusun oleh akson dan dendrit yang berselubung
mielin. Sedangkan bagian dalamnya berwarna abu-abu, tersusun oleh badan
sel yang tak berselubung mielin dari interneuron dan neuron motorik.
Apabila sumsum tulang belakang diiris
secara vertikal, bagian dalam berwarna abu-abu terdapat saluran tengah
yang disebut ventrikel dan berisi cairan serebrospinal. Ventrikel ini
berhubungan juga dengan ventrikel di dalam otak. Bagian dalamnya
mempunyai dua akar saraf yaitu akar dorsal yang berisi saraf sensorik ke arah punggung, dan akar ventral yang berisi saraf motorik ke arah perut.
Sumsum tulang belakang memiliki fungsi
penting dalam tubuh. Fungsi tersebut antara lain menghubungkan impuls
dari saraf sensorik ke otak dan sebaliknya, menghubungkan impuls dari
otak ke saraf motorik; memungkinkan menjadi jalur terpendek pada gerak
refleks. Mekanisme penghantaran impuls yang terjadi pada tulang belakang
yakni sebagai berikut; rangsangan dari reseptor dibawa oleh neuron
sensorik menuju sumsum tulang belakang melalui akar dorsal untuk diolah
dan ditanggapi. Selanjutnya, impuls dibawa neuron motorik melalui akar
ventral ke efektor untuk direspons.
2. Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf tepi dinamakan pula sistem saraf perifer. Sistem saraf tepi merupakan
bagian dari sistem saraf tubuh yang meneruskan rangsangan (impuls)
menuju dan dari system saraf pusat. Karena itu, di dalamnya terdapat
serabut saraf sensorik (saraf aferen) dan serabut saraf motorik (saraf
eferen).
Serabut saraf sensorik adalah sekumpulan neuron yang menghantarkan impuls dari reseptor menuju sistem saraf pusat. Sedangkan serabut saraf motorik berperan dalam menghantarkan impuls dari sistem saraf pusat menuju efektor (otot dan kelenjar) untuk ditanggapi.
Berdasarkan asalnya, sistem saraf tepi
terbagi atas saraf kranial dan saraf spinal yang masing-masing
berpasangan, serta ganglia (tunggal: ganglion). Saraf kranial merupakan semua saraf yang keluar dari permukaan dorsal otak. Saraf spinal ialah
semua saraf yang keluar dari kedua sisi tulang belakang. Masing-masing
saraf ini mempunyai karakteristik fungsi dan jumlah saraf yang berbeda.
Sementara itu, ganglia merupakan kumpul an badan sel saraf yang membentuk simpul-simpul saraf dan di luar sistem saraf pusat.
Berdasarkan cara kerjanya sistem saraf tepi dibedakan menjadi dua yaitu :
- Sistem saraf sadar,
Yaitu sistem saraf yang mengatur segala gerakan yang dilakukan secara sadar atau dibawah koordinasi saraf pusat atau otak. Berdasarkan asalnya sistem saraf sadar dibedakan menjadi dua yaitu: sistem saraf kepala (cranial) dan sistem saraf tulang belakang (spinal).
- Sistem saraf tak sadar
Berdasarkan sifat kerjanya saraf tak sadar dibedakan menjadi dua yaitu: saraf simpatik dan saraf parasimpatik.
Sistem Saraf Tak Sadar (Saraf Otonom)
Sistem saraf tak sadar disebut juga
saraf otonom adalah sistem saraf yang bekerja tanpa diperintah oleh
sistem saraf pusat dan terletak khusus pada sumsum tulang belakang.
Sistem saraf otonom terdiri dari neuron-neuron motorik yang mengatur
kegiatan organ-organ dalam, misalnya jantung, paru-paru, ginjal,
kelenjar keringat, otot polos sistem pencernaan, otot polos pembuluh
darah. Berdasarkan sifat kerjanya, sistem saraf otonom dibedakan menjadi
dua yaitu saraf simpatik dan saraf parasimpatik. Saraf simpatik
memiliki ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang yang
menempel pada sumsum tulang belakang, sehingga memilki serabut
pra-ganglion pendek dan serabut post ganglion yang panjang. Serabut
pra-ganglion yaitu serabut saraf yang yang menuju ganglion dan serabut
saraf yang keluar dari ganglion disebut serabut post-ganglion. Saraf
parasimpatik berupa susunan saraf yang berhubungan dengan ganglion yang
tersebar di seluruh tubuh. Sebelum sampai pada organ serabut saraf akan
mempunyai sinaps pada sebuah ganglion seperti pada bagan berikut. Saraf
parasimpatik memiliki serabut pra-ganglion yang panjang dan serabut
post-ganglion pendek. Saraf simpatik dan parasimpatik bekerja pada
efektor yang sama tetapi pengaruh kerjanya berlawanan sehingga keduanya
bersifat antagonis.
Contoh fungsi saraf simpatik dan saraf
parasimpatik antara lain: Saraf simpatik mempercepat denyut jantung,
memperlambat proses pencernaan, merangsang ereksi, memperkecil diameter
pembuluh arteri, memperbesar pupil, memperkecil bronkus dan
mengembangkan kantung kemih, sedangkan saraf parasimpatik dapat
memperlambat denyut jantung, mempercepat proses pencernaan, menghambat
ereksi, memperbesar diameter pembuluh arteri, memperkecil pupil,
mempebesar bronkus dan mengerutkan kantung kemih.
Sistem saraf parasimpatik disebut juga dengan sistem
saraf kraniosakral, karena saraf preganglion keluar dari daerah otak
dan daerah sakral. Susunan saraf parasimpatik berupa jaring-jaring yang
berhubung-hubungan dengan ganglion yang tersebar di seluruh
tubuh. Saraf parasimpatetik menuju organ yang dikendalikan oleh saraf
simpatetik, sehingga bekerja pada efektor yang sama. Urat sarafnya
menuju ke organ tubuh yang dikuasai oleh susunan saraf simpatik. Sistem
saraf parasimpatik memiliki fungsi yang berkebalikan dengan fungsi
sistem saraf simpatik. Misalnya pada sistem saraf simpatik
berfungsi mempercepat denyut jantung, sedangkan pada sistem saraf
parasimpatik akan memperlambat denyut jantung.
Tabel Perbedaan Fungsi sistem saraf simpatetik dan parasimpatetik.
a. Epilepsi, merupakan kelainan pada sel-sel saraf di otak sehingga penderita tidak dapat merespon berbagai rangsangan. Otot-otot rangka penderita sering berkontraksi secara tidak terkontrol. Epilepsi dapat disebabkan karena cacat sejak kelahiran, kelainan metabolisme, infeksi, adanya racun yang merusak sel-sel saraf, kecelakaan pada kepala, dan tumor.
b. Neuritis, adalah luka pada neuron atau sel-sel saraf. Disebabkan oleh infeksi, kekurangan vitamin, karena pengaruh obat-obatan dan racun.
c. Amnesia, atau penyakit lupa, yaitu sulit mengingat kejadian-kejadian yang telah berlalu. Amnesia dapat disebabkan karena goncangan batin atau cidera pada otak.
d. Strok, adalah kerusakan otak akibat pecah, penyempitan, atau tersumbatnya pembuluh darah di otak. Strok sering terjadi pada orang yang menderita tekanan darah tinggi.
Tabel Perbedaan Fungsi sistem saraf simpatetik dan parasimpatetik.
Saraf Simpatik | Saraf Parasimpatik |
Memperlebar pembuluh darah. | Memperkecil pembuluh darah. |
Mempercepat denyut jantung. | Memperlambat denyut jantung. |
Memperlebar pupil mata. | Memperkecil pupil mata. |
Mempertinggi tekanan darah. | Memperendah tekanan darah. |
Meningkatkan pernapasan. | Mengurangi pernapasan. |
Meningkatkan kadar gula dalam darah. | Mengurangi kadar gula dalam darah. |
Mengerutkan limpa. | Mengembangkan limpa. |
Kelainan pada Sistem Saraf
Sistem saraf dapat mengalami gangguan atau kelainan. Beberapa contoh
gangguan pada sistembuh) saraf manusia adalah sebagai berikut.a. Epilepsi, merupakan kelainan pada sel-sel saraf di otak sehingga penderita tidak dapat merespon berbagai rangsangan. Otot-otot rangka penderita sering berkontraksi secara tidak terkontrol. Epilepsi dapat disebabkan karena cacat sejak kelahiran, kelainan metabolisme, infeksi, adanya racun yang merusak sel-sel saraf, kecelakaan pada kepala, dan tumor.
b. Neuritis, adalah luka pada neuron atau sel-sel saraf. Disebabkan oleh infeksi, kekurangan vitamin, karena pengaruh obat-obatan dan racun.
c. Amnesia, atau penyakit lupa, yaitu sulit mengingat kejadian-kejadian yang telah berlalu. Amnesia dapat disebabkan karena goncangan batin atau cidera pada otak.
d. Strok, adalah kerusakan otak akibat pecah, penyempitan, atau tersumbatnya pembuluh darah di otak. Strok sering terjadi pada orang yang menderita tekanan darah tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar